Ilustrasi |
Sinarmalut.com, Tidore - Warga Kelurahan Payahe, Kecamatan Oba, Kota Tidore Kepulauan menduga ada praktik curang yang dilakukan oknum pemilik pangkalan minyak tanah (mitan).
Pasalnya, mitan yang disalurkan ke pangkalan di kelurahan tersebut ludes dengan waktu hanya beberapa jam saja. Padahal setidaknya ada 4 pangkalan mitan di kelurahan tersebut tetapi warga mengaku kesulitan mendapatkan jatah BBM subsidi itu.
"Minyak subsidi ini baru sehari sampai di pangkalan, tapi kenapa baru beberapa jam sudah habis tersalurkan. Bahkan tiga kepala keluarga hanya diberikan jatah minyak 10 liter dari biasanya 35 liter," ungkap seorang warga yang tak mau menyebutkan namanya kepada sinarmalut.com, Minggu (25/02).
Warga menduga, ada praktik penimbunan mitan oleh pemilik pangkalan untuk dijual kembali di atas harga HET yang ditetapkan pemerintah.
"Pemilik pangkalan saat ditanyakan selalu beralasan stok minyak yang diterima dari agen sangat terbatas sehingga dalam pembagian jatah juga berkurang. Setahu kami minyak subsidi yang disuplai dari Pertamina ke agen dan disalurkan ke masyarakat itu sudah sesuai dengan jumlah KK, kenapa bisa jadi begini," herannya.
Sementara salah satu pemilik pangkalan mitan di Kelurahan Payahe yang enggan menyebutkan namanya saat ditanyai wartawan mengaku hampir semua pangkalan di Kelurahan Payahe mengalami kekurangan stok mitan.
Kekurangan ini, kata dia, sangat berpengaruh terhadap pelayanan.
"Jumlah Kouta minyak tanah untuk pangkalan sebelumnya 2 ton, kini diberikan hanya 1 ton setengah. Nah, ini yang masalah karena suplai minyak tanah ke pangkalan sudah terbatas sehingga penyaluran ke masyarakat juga tidak mencukupi," katanya.
Agar pemilik pangkalan tak dicurigai melakukan penimbunan, dirinya meminta kepada Pemerintah Kota Tikep dalam hal ini Dinas Perindagkop UKM untuk mengkonfirmasi kembali ke Agen penyalur mitan.
"Tanya kenapa minyak tanah yang disuplai ke setiap pangkalan bisa berkurang dan tidak sesuai dengan jumlah data masyarakat yang diajukan. Kami sebagai pemilik pangkalan juga meminta agar mengawasi truk pengangkut mitan setiap kali menyalurkan minyak tanah di tiap pangkalan di daratan Oba," pintanya.
Terpisah, Pranata laboratorium Perindagkop Tikep, Habib Abubakar yang dikonfirmasi wartawan membenarkan keluhan warga Kelurahan Payahe soal mitan tersebut.
Dia juga meminta kepada warga agar melaporkan jika menemukan ada indikasi penyalahgunaan BBM mitan di tiap pangkalan.
Dinas Perindagkop Tikep, lanjutnya, akan memperbaharui surat seluruh rekomendasi yang berkaitan dengan izin pangkalan minyak tanah di seluruh wilayah Tikep.
"Jika ada pangkalan yang diduga berbuat seperti itu dan masyarakat mengetahuinya tolong lapor ke Dinas Perindagkop dengan menyebut nama pangkalan, pemilik, alamat. Kami akan menindaklanjuti serta menjaga rahasia si pelapor," tegas Habib.
Hingga berita ini dipublis, belum ada keterangan resmi dari CV. RUSDA, agen penyalur mitan di wilayah Tikep terkait masalah ini. *