Notification

×
Copyright © Best Viral Premium Blogger Templates

Iklan Beranda

Beda Penetapan Awal Ramadhan Sudah Biasa di Indonesia

Wednesday, 6 March 2024 | 15:46 WIB Last Updated 2024-03-06T06:46:22Z

Rukiyat Hilal. (foto:nuonline.com).

Sinarmalut.com,
Jakarta - Perbedaan dalam penetapan awal Ramadhan bukan hal baru di Indonesia. Perbedaan pandangan tentang penetapan 1 Ramadhan sudah menjadi ragam jelang bulan puasa terutama di tahun 2024 ini.


Dari kajian BMKG disebutkan ketinggian hilal di Indonesia saat matahari terbenam pada 10 Maret 2024 berkisar antara 0,33 derajat di Jayapura, Papua, sampai dengan 0,87 derajat di Tua Pejat, Sumatra Barat.


Tinggi hilal berdasarkan kajian BMKG itu belum masuk kriteria tinggi hilal yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia, maupun berdasarkan kriteria Pemerintah Brunei Darussalam, Malaysia, dan Singapura (MABIMS).


Indonesia telah menetapkan posisi hilal untuk menentukan awal bulan hijriah berdasarkan kesepakatan MABIMS dengan tinggi hilal minimal 3 derajat dan elongasi minimal 6,4 derajat.


Sementara ketinggian hilal di Indonesia saat matahari terbenam pada 11 Maret di Merauke berkisar anatra 10,75 derajat di Merauke, Papua, sampai dengan 13,62 derajat di Sabang, Aceh.


Di sisi lain, Muhammadiyah telah menetapkan 1 Ramadhan 1445 Hijriah jatuh pada Senin 11 Maret berdasarkan hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tajdid.


Kendati begitu, pemerintah baru akan menetapkan sidang Isbat pada Minggu 10 Maret untuk penentuan awal Ramadhan.


Di lain sisi, Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengeluarkan surat edaran yang mengimbau umat Islam tetap menjaga toleransi menyikapi potensi perbedaan 1 Ramadan 1445 Hijriah. Menurutnya ada potensi perbedaan penetapan awal Ramadan tahun ini.


Hal ini tertuang dalam edaran Menag nomor 1 tahun 2024 tentang Panduan Penyelenggaraan Ibadah Ramadan dan Hari Raya Idulfitri 1445 H/2024 M yang ditandatangani 26 Februari 2024.


Yaqut juga mengimbau umat Islam melaksanakan ibadah Ramadan dan Hari Raya Idulfitri sesuai dengan syariat Islam dan menjunjung tinggi nilai toleransi. Ia juga menganjurkan untuk mengisi dan meningkatkan syiar selama bulan Ramadan.


"Umat Islam diimbau untuk tetap menjaga ukhuwah islamiyah dan toleransi dalam menyikapi potensi perbedaan penetapan 1 Ramadan 1445 Hijriah/2024 Masehi," demikian.bunyi salah satu poin tersebut.


Menanggapi perbedaan ini, Wakil Menteri Agama (Wamenag) Saiful Rahmat Dasuki menganggap biasa jika awal bulan Ramadan tahun 1445 H/2024 ini potensial berbeda antara pemerintah dengan Muhammadiyah. (dikutip dari berita cnnindonesia.com edisi Rabu, 6 Maret 2024).


Senada dengan Yaqut, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti juga memprediksi nantinya awal bulan Ramadan 1445 H tahun ini akan berbeda antara Muhammadiyah dan pemerintah. Sementara Hari Raya Idulfitri akan berlangsung sama dengan pemerintah.


Mu'ti lantas berkelakar banyak warga yang ikut Muhammadiyah jika organisasi keagamaan Islam pimpinan Haedar Nashir itu menetapkan awal puasa lebih dulu ketimbang pemerintah.


"Kalau Hari Raya berbeda, yang ikut duluan saya kira banyak. Tapi kalau ikut puasanya yang Muhammadiyah duluan, saya enggak yakin banyak yang ikut Muhammadiyah," kata Mu'ti di acara peluncuran buku Haedar Nashir di Perpustakaan Nasional, Jakarta, Senin 4 Maret lalu. *

  • Beda Penetapan Awal Ramadhan Sudah Biasa di Indonesia
  • 0

Terkini