Koordinator Samurai Distrik Unipas Aril Baba
Sinarmalut.com, Morotai - Aril Baba Koordinator Samurai Distrik Unipas menyebutkan sejumlah mahasiswa Unipas Morotai terancam tidak bisa mengikuti proses wisuda karena terkendala dengan mahalnya biaya wisuda yang ditetapkan pihak kampus.
Pasalnya dengan waktu yang sangat singkat mereka dipaksa harus mencari uang paling tidak Rp 10 juta di tengah kondisi ekonomi Morotai yang serba susah.
Kata dia, mulai bayar KBM sampai dengan wisuda saja mendekati Rp 10 juta. Pihak kampus menginformasikan bahwa Pemda Morotai tahun ini sudah tidak lagi membiayai wisuda mahasiswa. Hal ini juga berlaku bagi mahasiswa baru dan akhir studi.
"Sebagian mahasiswa yang bertanya ke Pemda katanya tergantung kampus buat pengajuan, sehingga kita mahasiswa ini bingung sebenarnya mana yg betul, jadi kampus dan Pemda ini terkesan tertutup soal anggaran tersebut. Karena kedua belah pihak ini saling lempar bola, bahkan wisudawan tahun 2022-2023 kemarin juga belum ada pengembalian, ini sebenarnya ada apa," ungkapnya Sabtu (27/7/2024).
"Sekarang ini biaya kuliah di Unipas tambah mahal , sebelumnya SPP Rp 680.000 sekarang tiba-tiba so Rp 1.500.000. Ini dikhawatirkan orang tua tak mau lagi menguliahkan anak mereka karena biaya mahal dan fasilitas terbatas," terangnya.
Ia meminta pihak kampus harus objektif mengenai hak dan kewajiban setiap mahasiswa yang berkuliah. “Jangan fasilitas terbatas tapi biaya kuliah sangat mahal dan ini termasuk kapitalisasi atau kejahatan sistem perguruan tinggi,” tandasnya.
Diketahui, hingga berita ini ditayangkan wartawan media ini mencoba mengkonfirmasi pihak rektorat Unipas Morotai namun belum tersambung. *