Sinarmalut.com, Ternate - Bakal Calon Gubernur Maluku Utara 2024, H. Husain Alting Sjah, akhir-akhir ini ramai diperbincangkan di khalayak umum dengan isu yang diangkat dalam atribut sosialisasi di ruang publik.
Sejauh pantauan media ini, atribut sosialisasi Sultan Tidore tersebut beraneka ragam, mulai dari papan iklan (billboard), baliho, menulis surat terbuka kepada masyarakat untuk seruan "Bersama Turun Tangan Selamatkan Maluku Utara".
Yang terbaru, tersebarnya spanduk berisi tulisan-tulisan yang mengisyarat tentang bagaimana rakyat Maluku Utara memilih sosok pemimpin, misalnya "Pemimpin Harus Menjaga Kata dan Perbuatan Karena Pemimpin Adalah Teladan", dan "Jadilah Pemimpin Yang Mensejahterakan Rakyat".
Spanduk dengan tulisan tersebut terpantau menyebar di sejumlah titik, seperti di Halmahera Barat, Halmahera Selatan, Halmahera Utara, Halmahera Timur, kemudian di Kota Ternate dan Tidore Kepulauan, serta di Kepulauan Sula serta Pulau Morotai.
Koordinator Selamatkan Maluku Utara (GSM), Nifran Yusup mengatakan, daerah ini krisis pemimpin yang betul-betul mengabdi kepada rakyat. Karena itu, Maluku Utara membutuhkan pemimpin yang memiliki jiwa kebersamaan, kepedulian, dan komitmen untuk mendorong perubahan yang lebih baik bagi masa depan.
Nifran bilang, hadirnya sosok Sultan Husain Sjah untuk mencalonkan diri sebagai Gubernur Maluku Utara, adalah bentuk antitesa terhadap masalah-masalah yang mencengkram Maluku Utara saat ini. "Saya kira sosok Sultan suri tauladan, sosok yang sederhana, dan bisa menyerap keluhan masyarakat, maka beliau figur yang paling tepat untuk Gubernur kita semua," kata Nifran, Kamis (08/8/2024)
Menurutnya, selama ini rata-rata pemimpin di Maluku Utara cenderung memperkaya diri, dan memonopoli proyek, dan membangun dinasti politiknya, agar menggenggam kekuasaan lebih lama.
"Ini bahaya dalam praktek demokrasi, fenomena ini tidak hanya terjadi di tingkat provinsi tetapi juga di tingkat kabupaten/kota, dan saya kira rakyat Maluku Utara tau itu," singgungnya.
Kata dia, jika hal itu tidak dicegat lewat momentum pemilihan ini, maka jangan harap praktek politik membaik. "Kita akan siap menuju kepada kehancuran, jika salah memilih orang," tegasnya.
Karena itu, rakyat Maluku Utara akan sangat rugi jika Sultan Husain Sjah tidak terpilih menjadi Gubernur. Sebab Maluku Utara membutuhkan sosok yang tegas dan berkharisma, dan ada berjiwa heroik.
"Kita butuh pemimpin yang tegas, berkharisma, dan berwibawa, dan dalam situasi ini, kita butuh pemimpin yang berjiwa heroik. Ciri itu ada di Sultan Husain Sjah. Jika kita tidak mendukung dan mendoakan beliau di pertarungan Pilgub nanti, kita sangat rugi. Karena butuh seratus tahun lagi muncul sosok seperti Sultan Tidore itu," tandasnya. *