Notification

×
Copyright © Best Viral Premium Blogger Templates



Iklan Beranda

Sultan Husain Sjah, Solusi Bersih untuk Maluku Utara

Thursday 12 September 2024 | 10:13 WIB Last Updated 2024-09-12T01:13:01Z

 

Calon gubernur dan wakil gubernur Provinsi Maluku Utara Husain Alting dan Asrul Rasyid

Oleh : Mansur Abisan  

(Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Komunikasi Universitas Jayabaya Jakarta)


Dukungan yang terus mengalir dari tokoh-tokoh berpengaruh suku Makian-Kayoa (Makayoa) semakin mengukuhkan Sultan Husain Alting Sjah sebagai sosok yang diterima luas oleh masyarakat Maluku Utara. Makayoa, sebagai salah satu suku besar di Malut, bukan hanya memberikan restu simbolis, tetapi juga membangun legitimasi sosial yang sangat berharga dalam kontestasi politik. Di era politik yang semakin kompleks dan sarat dengan ketidakpercayaan publik, dukungan ini menjadi modal politik yang tak ternilai.


Lebih dari itu, Sultan Husain tidak hanya mengandalkan warisan tradisi. Kiprahnya di panggung Nasional terbukti nyata melalui kemenangan dalam pemilihan DPD RI 2019, di mana ia berhasil mengantongi 140.316 suara. Kemenangan telak ini, yang menyapu daerah-daerah strategis seperti Tidore Kepulauan, Ternate, dan Halmahera Timur, menegaskan bahwa dukungan terhadap Sultan Husain bukan sekadar simbolis, melainkan hadir dari basis massa yang kuat dan tersebar.


Pakar komunikasi politik, Prof. Effendi Ghazali, mencatat bahwa kemenangan dalam pemilihan sebelumnya memberikan modal politik yang krusial. Ini bukan hanya soal popularitas, tetapi juga mencerminkan kepercayaan mendalam dari masyarakat. Dalam konteks ini, kemenangan Sultan Husain di DPD RI menjadi landasan penting bagi pencalonannya, menunjukkan bahwa ia adalah figur yang mampu membawa aspirasi rakyat ke tingkat yang lebih tinggi.


Dukungan politik untuk Sultan Husain semakin kuat dengan keterlibatan Irine Yusiana Roba, anggota DPR RI dari fraksi PDIP, dan Ketua DPD PDIP Maluku Utara, Muhammad Sinen yang dua kali menjabat sebagai Wakil Walikota Tidore Kepulauan. Ini memperkuat jaringan politik yang dibangun Sultan, mempertegas kapasitasnya untuk manuver di panggung politik lokal maupun nasional.


Prof. Tjipta Lesmana menegaskan, Dalam politik, jaringan kuat dengan partai besar menjadi penentu krusial keberhasilan kandidat dalam dinamika politik. Namun, salah satu keunggulan paling menonjol dari pasangan Sultan Husain dan Asrul Rasyid adalah rekam jejak mereka yang bersih dari skandal hukum. Di tengah maraknya isu korupsi yang membelit banyak kandidat lain, integritas ini menjadi nilai jual utama. Dr. Burhanuddin Muhtadi, ahli komunikasi politik, menyatakan bahwa, Dalam politik modern, kredibilitas dan integritas kandidat menjadi faktor utama yang diperhitungkan pemilih. Pemilih saat ini lebih selektif, menghindari kandidat yang tersangkut masalah hukum, karena mereka menginginkan pemerintahan yang bersih dan transparan. 


Kritikalitas masyarakat digital, yang dibanjiri informasi dari media sosial dan berita harian, membuat integritas kandidat menjadi sorotan utama. Ketika kandidat lain dibayangi kasus hukum, Sultan Husain dan wakilnya, Asrul Rasyid, tampil sebagai sosok yang bebas dari skandal. Teori persepsi sosial dari Sherif memperkuat pandangan bahwa masyarakat cenderung membandingkan rekam jejak kandidat dengan pengalaman masa lalu. Dalam hal ini, Sultan Husain lebih unggul karena bersih dari masalah hukum yang menimpa calon lainnya.


Tak hanya itu, Asrul Rasyid, sebagai calon wakil gubernur, mendapatkan sorotan positif karena komitmennya terhadap kebebasan pers di Maluku Utara. Dalam iklim politik yang sering menekan kebebasan berpendapat, sikap ini memperkuat posisi pasangan tersebut di mata publik yang mendambakan keterbukaan dan transparansi. Dengan modal dukungan sosial yang kuat, rekam jejak politik tanpa cacat, serta jaringan politik yang solid, Sultan Husain Alting Sjah dan Asrul Rasyid menawarkan harapan akan masa depan Maluku Utara yang bersih, transparan, dan bebas dari bayang-bayang korupsi. ***

  • Sultan Husain Sjah, Solusi Bersih untuk Maluku Utara
  • 0

Terkini