Ketua Organda Tidore, Amir Soleman
Sinarmalut.com, Tidore - Sikap pendukung dan simpatisan dari pasangan calon (paslon) Walikota dan Wakil Walikota Tidore nomor urut 2, Syamsul Rizal Hasdy dan Adam Dano Djafar (SAMADA) disebut bakal memicu konflik jelang hari pencoblosan.
Betapa tidak, beberapa pendukung SAMADA di kelurahan Mareku, kecamatan Tidore Utara diketahui bertindak seperti preman dengan menahan dan menghentikan sejumlah angkutan umum (angkot) yang melintas melewati posko SAMADA di kelurahan Mareku dan merobek stiker paslon nomor urut 1, MASI AMAN yang tertempel di sejumlah mobil angkot.
Sikap tidak terpuji yang dilakukan oleh pendukung SAMADA di kelurahan Mareku itu diketahui dipimpin oleh Imran Utmona alias Iman.
Peristiwa memalukan yang diperlihatkan oleh pendukung SAMADA ini terjadi pada Senin (25/11) sekitar pukul 9.30 WIT.
Fandi Burhan, salah satu sopir angkot yang mengalami langsung peristiwa premanisme oleh pendukung SAMADA di kelurahan Mareku itu menuturkan, ketika itu, dirinya mengendarai angkot dari arah terminal Sarimalaha menuju terminal Rum dengan memuat beberapa penumpang di dalamnya.
Ketika melintas di depan posko SAMADA di kelurahan Mareku, mobilnya langsung dicegat dan dihentikan oleh pendukung SAMADA.
Ketika mobil berhenti, salah satu tim SAMADA yang diketahui bernama Imran Utmona alias Iman langsung mencabut kunci mobil kemudian berjalan ke belakang mobil untuk merobek stiker MASI AMAN yang tertempel di kaca belakang mobil.
“Saat itu, mobil dalam keadaan hidup. Tiba-tiba Iman langsung matikan mesin mobil dan mengambil kunci mobil. Saya sempat adu mulut dengan dia dan meminta untuk kembalikan kunci mobil. Tapi Iman langsung merobek stiker MASI AMAN di bagian belakang kaca mobil secara paksa,” kata Fandi.
Fandi mengaku, saat itu, dirinya beradu mulut dengan Iman dan menanyakan kapasitas Iman dalam menghentikan angkot secara paksa di tengah jalan serta merobek stiker dengan paksa.
“Padahal, cabut stiker itu kan kewenangan KPU dan Bawaslu. Dia (Iman,red) itu sebagai apa,” tutur Fandi.
Terpisah, Ketua Organda Tidore, Amir Soleman juga turut menyesalkan sikap tidak terpuji yang dilakukan oleh Iman dan pendukung SAMADA lainnya yang menghentikan angkot secara paksa serta merobek stiker di mobil angkot.
“Kalau stiker yang dipasang di kaca belakang angkot itu menyalahi aturan, maka KPU, Bawaslu, TNI dan Polri yang harus menertibkan. Bukan tim sukses yang tertibkan seperti preman dan menghentikan setiap angkot yang lewat. Kalau stiker itu melanggar aturan maka silahkan lapor ke pihak yang punya otoritas,” ujar Amir.
Amir Soleman mengaku, pihaknya sudah diarahkan untuk mencabut stiker itu, hanya saja, informasi itu diterima oleh Organda pada malam hari. Sehingga, pagi ini, Organda baru melakukan sosialisasi ke sopir-sopir angkot. Bukan tim sukses yang bertindak seperti preman di jalan.
“Pada waktu mereka hentikan angkot itu, ada penumpang juga di dalam. Kami siap buka stiker itu. Tapi yang dilakukan oleh tim SAMADA ini sudah kelewatan batas,” tegas Amir mengakhiri. *