Foto ilustrasi
Sinarmalut.com, Morotai - Salah satu pangkalan minyak tanah (Mitan) di Desa Falila, Kecamatan Morotai Selatan, Kabupaten Pulau Morotai, diduga menjual BBM subsidi itu ke warga desa lain.
Pemilik pangkalan tersebut menurut informasi yang diterima adalah milik istri dari seorang Kades. Praktik itu bahkan viral melalui sebuah foto yang menjadi konsumsi warga setempat.
"Padahal kami penduduk Desa Falilah juga tidak kebagian jatah BBM sudah 8 bulan sampai di hari ini," kata salah seorang warga yang tak mau mencatutkan namanya, Senin (24/02/2025).
DM, Kepala Desa Falila yang dikonfirmasi wartawan tidak menepis informasi itu. Dirinya mengaku ada minyak tanah yang disalurkan oleh pangkalan tersebut ke warga lain. Pangkalan Mitan yang dimaksud itu adalah usaha yang dijalankan oleh istrinya.
"Sebenarnya istri saya yang kasih karena itu pangkalan minyak subsidi atas nama istri saya (ibu kades) dan BBM subsidi minyak tanah telah dibagikan kepada masyarakat 10 liter satu kepala keluarga, jadi saya dan istri juga ada nama, minyak tanah yang diambil istri Kabid merupakan jatah dari saya," terangnya.
Terpisah, Kabid Perdagangan Disperindagkop Pulau Morotai Samsul Bahri ketika dikonfirmasi juga membenarkan bahwa dirinya yang meminta pembelian minyak tanah di pangkalan milik istri Kades dengan jumlah 25 liter. Itu pun dibelinya pada 16 Februari lalu.
"Kebetulan saya punya maitua (istri) ada usaha UMKM kui pia, dan waktu tanggal 16 itu dia bikin kue tidak ada minyak tanah dan kuota untuk desa Nakamura belum masuk, maka saya minta bantu di kades Falilah, kebetulan istrinya punya pangkalan jadi dia kasih jatahnya untuk istri saya," jelas Samsul.
Sementara itu, kepala dinas Perindagkop Motorai, Nasrun Mahasari ketika dikonfirmasi menegaskan bahwa kuota minyak tanah desa Falila hanya boleh dikonsumsi warga setempat, tak boleh dijual kembali ke warga desa lain.
"Karena semua desa punya kuotanya sendiri- sendiri, soal di jual ke salah satu Kabid di Perindagkop akan dipanggil dan akan diberikan teguran. Sedangkan untuk pangkalan yang tidak tertib seperti, sudah bisa dievaluasi, karena sudah kami ingatkan berulang kali pada setiap kesempatan tetapi tetap saja dilakukan maka akan dievaluasi pangkalannya," tegasnya. *