Sinarmalut.com, Tidore - Pemerintah Kota Tidore Kepulauan (Tikep) terus intens melakukan Pelayanan kesehatan dalam pencegahan stunting.
Kali ini Pemerintah Kota hal ini Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana , Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak bersama dinas terkait mengikuti Rapat Koordinasi tentang Publikasi Data Intervensi Spesifik dan Sensitif Bidang Kesehatan 2024 dengan Direktorat Pelayanan Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan secara virtual, di ruang rapat Wali Kota, Senin (24/2/2025).
Rakor tersebut dipimpin oleh Direktur Jenderal Kesehatan Primer dan Komunitas Kementerian Kesehatan Dr. Maria Endang Sumiwi yang diikuti oleh seluruh TPPS Provinsi Seluruh Indonesia, TPPS Tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota serta Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Se Indonesia.
Mengawali arahannya, Direktur Jenderal Kesehatan Primer dan Komunitas Kementerian Kesehatan Dr. Maria Endang Sumiwi menjelaskan bahwa pada tahun 2024 lalu, pemerintah telah menetapkan target prevalensi penurunan stunting nasional di angka 14 persen, sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.
“Saat ini kita masih menunggu hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2024. Semua data sudah terkumpul, dan sedang dalam pembersihan data serta pembobotan. Jadi pada hari ini kita akan mengevaluasi seluruh status gizi, juga intervensi yang kita dapat pada tahun 2024,” terang Endang.
Endang juga menambahkan, Sementara untuk tahun 2045 pemerintah menargetkan agar angka prevalensi stunting di Indonesia bisa mencapai 5 persen. Target ini diharapkan dapat dicapai melalui berbagai upaya, seperti inovasi layanan kesehatan, pencegahan, dan promosi.
“Sesuai target dan tujuan RPJMN, kita mau mendorong agar stunting ini dapat serendah mungkin. Kalau ada (Daerah) yang sudah bisa lewat dari 14 persen atau mendekati 5 persen kami ucapkan terima kasih,” kata Endang
Endang juga mengatakan namun masih banyak Provinsi maupun Kabupaten/Kota yang masih belum mencapai target 14 persen tersebut, sehingga ini perlu ditekankan agar Pemerintah Daerah (Pemda) untuk lebih mengoptimalkan intervensi gizi spesifik percepatan penurunan stunting, karena intervensi gizi spesifik sendiri merupakan kegiatan atau program yang bertujuan untuk menanggulangi penyebab langsung masalah stunting, seperti asupan makanan, infeksi, dan kesehatan lingkungan.
“Intervensi spesifik ini langsung menyasar kepada orangnya seperti ibu hamil, bayi, dan balita. Jadi kita ingin mereka semua mendapatkan layanan kesehatan sebaik mungkin,” ujarnya.
Sementara, Kepala DP2KBP3A Kota Tidore Kepulauan Hasbi Marsaoly mengatakan, rakor ini bertujuan untuk menekankan pentingnya kerjasama lintas sektor dan intervensi tepat sasaran untuk mencapai target rencana pembangunan jangka panjang RPJP 2045, yaitu menurunkan prevalensi stunting hingga 5 persen.
Hasbi Marsaoly juga menambahkan, berdasarkan tren positif atas upaya Tim TPPS Kota Tidore Kepulauan berharap rilis SGGI pada pekan depan angka prevalensi Stunting di Kota Tidore Kepulauan sesuai target mencapai 14% di Tahun 2024 dengan angka realistik berada dibawah 20% anak stunting dan meminimalisir sasaran Keluarga Risiko Stunting melalui intervensi semua OPD sesuai bidang tugasnya masing-masing.
Kegiatan ini dihadiri oleh PLT Kepala Dinas Kesehatan Saiful Salim, Kepala Dinas Pendidikan Kota Tidore Zainudin Umasangadji, Sekretaris PUPR, dan beberapa OPD terkait, serta Kepala Bidang dan Kepala Seksi yang ada di OPD terkait. *