Pangkalan minyak tanah
Sinarmalut.com, Ternate - Warga Kelurahan Tabona, Ternate Selatan, Kota Ternate, merasa khawatir dan resah karena ada dugaan penyelewengan dalam penyaluran minyak tanah oleh pihak penyalur.
Sejumlah warga melaporkan bahwa jatah minyak tanah (Mita) mereka dipotong dan dijual kepada pihak lain dengan harga yang lebih tinggi. Kejadian ini terungkap pada Rabu, 9 April 2025, pukul 14.09 WIT.
Salah satu warga yang minta namanya dirahasiakan mengungkapkan bahwa mereka mengalami pengurangan kuota minyak tanah (Mita) selama beberapa bulan.
"Kami biasa mendapatkan jatah sesuai jumlah anggota keluarga, tetapi sekarang pemotongan terjadi hingga 5 liter per keluarga. Kami mendengar bahwa sisa minyak tanah ini dijual kepada pihak lain dengan harga yang lebih mahal, yaitu Rp 4.000 di penyalur menjadi Rp 9.000 hingga Rp 10.000 di pengecer gelap," ungkapnya.
Di RT 01/RW 01 Kelurahan Tabona, pengecer minyak tanah (Mita) yang dikelola oleh istri Ketua RT hanya memberikan waktu dua hari setiap bulan untuk penyaluran, dan dalam waktu tersebut, warga hanya bisa mengambil minyak selama satu atau dua jam. Jika ada warga yang tidak sempat mengambil, maka jatah mereka hangus.
Ironisnya, minyak tanah yang dipotong tersebut dijual kepada pembeli gelap dengan harga yang lebih tinggi. Akibatnya, warga Tabona yang kehabisan minyak terpaksa membeli dari pengecer dengan harga dua kali lipat, yaitu sekitar Rp 9.000 hingga Rp 10.000.
Warga lainnya juga mengungkapkan kekecewaan yang sama. Mereka merasa dirugikan oleh tindakan penyalur, terutama saat harga minyak tanah di pasaran meningkat menjelang bulan Ramadhan dan lebaran. "Kami sangat bergantung pada minyak tanah ini untuk kebutuhan sehari-hari. Jika penyalur menyelewengkan jatah ini, kami adalah yang dirugikan," ungkap salah satu warga.
Menanggapi masalah ini, Kepala Kelurahan Tabona Ema Haruna berjanji akan memanggil pihak penyalur untuk meminta penjelasan.
"Kami akan segera menyelidiki situasi ini dan memastikan hak warga dilindungi. Jika terbukti ada penyelewengan, kami tidak akan ragu mengambil tindakan tegas," tegasnya.
Warga Tabona berharap pihak berwenang segera menyelesaikan masalah ini dan memulihkan pasokan minyak tanah (Mita) yang layak. Mereka meminta pemerintah Kota Ternate, terutama Biro Ekonomi, untuk lebih ketat dalam mengawasi distribusi bahan bakar agar kejadian serupa tidak terjadi lagi di masa depan.
Mereka berharap suara mereka didengar dan tidak ada lagi praktik penyelewengan yang merugikan masyarakat. *